Pelangi4D - Sebenarnya aku malu menceritakan kejadian yang sampai sekarang masih sering kulakukan ini. Aku adalah seorang ibu rumah tangga dan aku juga punya status sebagai janda. Kehidupan aku cukup baik, karena peninggalan deposito dari suami dan kadang2 ada bisnis jual beli perhiasan dengan teman. Anak aku ada 2 orang dan mereka semua sekolah di Jogya, karena dekat dengan kakek neneknya. Dirumah aku cuma ditemani oleh Surti (pembantu) dan Remi, anjing herder peninggalan suami juga.
Suatu hari teman jual beli perhiasan aku
yang bernama Tina datang kerumah. Teman bisnis aku banyak, dengan Tina
aku baru kenal kira2 1 bulan yang lalu. Usia wanita itu sama dengan aku
dan punya anak satu, wajahnya cukup cantik ditambah dengan make up yang
pandai, dan Tina tahu cara merawat tubuh dengan baik, aku mendengar dari
teman2 bahwa dia sangat pandai dalam berbisnis perhiasan, apalagi
ditambah kepandaiannya berbicara merayu pembeli. Tina datang kerumahku
hari itu untuk menitipkan perhiasan yang hendak dijual, biasanya kami
suka bertemu direstoran padang langganannya, tumben hari ini dia datang
mengunjungiku. - Bandar Togel
“Halooo Rin…….apa khabar nih???” aku tersenyum senang sambil membalas salam Tina.
“Tumben, kok bisa nyasar kesini Tin?”
“Kangen aku tidak ketemu kamu 2 minggu”
“Ahhhh….bisa aja….ayo masuk, maaf ya rumah aku berantakan dan kecil” aku mempersilahkan Tina masuk keruang tamu.
“Ah rumah kamu bagus kok, dilingkungan elite lagi” Komentar Tina sambil duduk disofa.
“Seperti yg tadi kukatakan di telepon, aku ingin menitipkan perhiasan ini untuk kamu jualin, soalnya lusa aku akan keluar kota dengan suamiku” Kulihat Tina mengeluarkan kantong beludru hitam dari dalam tasnya.
“Lebih baik dikamar saja Tin, soalnya si Surti ada di dapur” Ajak aku. aku selalu berhati2 dalam berbisnis di bidang ini. Tina mengikuti masuk kekamar aku. Lalu kami duduk diatas ranjang dan Tina mengeluarkan semua isi kantung beludru itu. Perhiasan bertahtakan berlian terpampang diatas ranjang, berkilauan. aku kuatir juga melihat perhiasan banyak begitu, aku mengambil salah satu kalung yang paling indah.
“Tumben, kok bisa nyasar kesini Tin?”
“Kangen aku tidak ketemu kamu 2 minggu”
“Ahhhh….bisa aja….ayo masuk, maaf ya rumah aku berantakan dan kecil” aku mempersilahkan Tina masuk keruang tamu.
“Ah rumah kamu bagus kok, dilingkungan elite lagi” Komentar Tina sambil duduk disofa.
“Seperti yg tadi kukatakan di telepon, aku ingin menitipkan perhiasan ini untuk kamu jualin, soalnya lusa aku akan keluar kota dengan suamiku” Kulihat Tina mengeluarkan kantong beludru hitam dari dalam tasnya.
“Lebih baik dikamar saja Tin, soalnya si Surti ada di dapur” Ajak aku. aku selalu berhati2 dalam berbisnis di bidang ini. Tina mengikuti masuk kekamar aku. Lalu kami duduk diatas ranjang dan Tina mengeluarkan semua isi kantung beludru itu. Perhiasan bertahtakan berlian terpampang diatas ranjang, berkilauan. aku kuatir juga melihat perhiasan banyak begitu, aku mengambil salah satu kalung yang paling indah.
“Waah indah sekali kalung ini” Kataku, lalu aku mencoba memasangnya dileherku.
“Sini aku bantu” Tina beranjak kebelakangku, lalu tangannya berusaha mengaitkan kunci kalung itu.
“Leher kamu bagus sekali Rin” Ujar Tina, kurasakan leherku dibelainya, bulu romaku jadi berdiri, perasaanku jadi nggak enak. Lalu tangan Tina membelai pipiku, sementara tangannya yang lain menelusuri leherku terus merayap menuju dadaku.
“Tin….jangan gitu ah…..aku jadi geli
nih” Tapi Tina tidak menjawab. Tiba2 aku merasakan pipi kiriku panas,
aku menoleh, belum sempat aku sadar apa yang membuat panas pipiku, bibir
Tina sudah menyambar bibirku. Aku gelagapan dan aku berontak berusaha
menghindar, tapi Tina seperti kesetanan, ia terus menekan mulutnya ke
mulutku. Dan kurasakan buah dadaku diremas olehnya. Aku benar2 terkejut
sekali dengan perlakuan seperti itu, aku mencoba mendorongnya, tapi
tubuhnya sudah menindih tubuhku. Aku menendang dan Tina melepaskan
pelukannya. Aku berusaha membetulkan letak buah dadaku yang tadi sampai
keluar dari BH. Tina memandangku dengan mata yang redup.- Prediksi Togel
“Sori Rin…..sejak kenal denganmu aku merasa kamu sangat merangsang sekali” Aku terdiam sambil menahan amarah.
“Kok kamu gitu sih? Kan kamu sudah punya suami??? Teganya kamu….” Sergahku sambil memelototinya. Tina memandangku dengan pandangan yang makin redup.
“Aku lebih bernafsu dengan wanita sepertimu, lagi pula suamiku tidak pernah bisa memuaskanku, belum apa2 sudah loyo sehingga selama perkawinan aku belum pernah merasakan kepuasan”
“Tapi dengan modal kecantikanmu kan kamu bisa cari laki2 lain utk memuaskanmu!”
“Aku tidak merasakan kenikmatan seperti kalau dengan wanita, aku ingin kamu juga mencoba merasakannya Rin” Jawab Tina sambil mendekatiku. Aku beringsut mundur kekepala ranjang.
“Tapi aku tidak pernah lesbian begitu” Hatiku berdebar2 memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi bila Tina menyergapku seperti tadi.
“Kok kamu gitu sih? Kan kamu sudah punya suami??? Teganya kamu….” Sergahku sambil memelototinya. Tina memandangku dengan pandangan yang makin redup.
“Aku lebih bernafsu dengan wanita sepertimu, lagi pula suamiku tidak pernah bisa memuaskanku, belum apa2 sudah loyo sehingga selama perkawinan aku belum pernah merasakan kepuasan”
“Tapi dengan modal kecantikanmu kan kamu bisa cari laki2 lain utk memuaskanmu!”
“Aku tidak merasakan kenikmatan seperti kalau dengan wanita, aku ingin kamu juga mencoba merasakannya Rin” Jawab Tina sambil mendekatiku. Aku beringsut mundur kekepala ranjang.
“Tapi aku tidak pernah lesbian begitu” Hatiku berdebar2 memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi bila Tina menyergapku seperti tadi.
“Jangan takut Rin, aku tidak akan memaksamu, cuma aku ingin kamu mengijinkanku menciummu sekali saja, tolonglah…..” Hatiku makin tak keruan, sudah lama sekali aku tidak pernah dijamah oleh laki2 apalagi perempuan. Mendengar kata cium saja, aku sudah merasa tidak keruan. Lagi pula apa salahnya dicium Tina, apalagi mulutnya tidak bau. Aku tahu hati kecilku bersikap pasrah.
“Baiklah…..tapi sekali saja, dan jangan macam2 ya” Jawabku. Tina lalu mendekatiku lalu tangannya merangkul leherku, lalu bibirnya mencium mulutku dengan lembut, perasaanku tak keruan merasakan ciuman itu, aku memberanikan diri membalas ciumanya. Lalu kurasakan lidah Tina menjalar masuk kedalam mulutku mencari2 lidahku. Yang kurasakan kemudian adalah perasaan aneh dan gamang yang tidak dapat dilukiskan. Kurasakan hembusan napas Tina yang panas dipipiku dan lumatan mulutnya yang begitu merangsang birahi.
Hampir 3 menit kami berciuman dan aku
tahu kemaluanku sudah basah karena nafsu. Sekarang aku benar2 pasrah
waktu Tina menjilati leherku dengan lembut, tangannya melepaskan tali
daster dipundakku, lalu dengan lembut buah dadaku yang masih tertuutp bh
diremas2. Situs Togel
“Tiin…..jangan ah….malu Tin” Aku berusaha mencegah setengah hati. Dan Tina tahu aku tidak benar2 ingin menghentikan aktivitasnya.Aku merasakan tangan kirinya masuk kedalam celana dalamku, dan jari2nya memainkan klitorisku, kadang2 dicubit2 kecil, benar2 sensasi yang hebat sekali. Tanpa kusadari aku juga sedang meremas2 pantat Tina. Tubuhnya menindih tubuhku dan kurasakan buah dadanya yang berukuran sedang menekan buah dadaku yang memang dari dulu tergolong besar. Tiba2 aku baru sadar Tina sudah setengah telanjang, cuma memakai cd saja, sedangkan aku benar2 bugil total. Tubuh Tina berbau harum, entah parfum apa yang dipakainya, tapi wangi tubuhnya menambah getaran berahiku. Tanganku menjalar melepaskan celana dalamnya, lalu kulihat sekilas kemaluannya berkilat tanpa sehelai bulu, rupanya bulunya dicukur rutin. Jari2ku masuk kedalam lubang kemaluannya lalu kutusuk2 dengan lembut. Tina merintih keenakan, tangannya makin dalam beroperasi dilubang kemaluanku. Aku juga merintih keenakan. Aku tidak tahu ternyata wanita dengan wanita dapat saling memuaskan dalam urusan sex.
Sekarang Tina sedang menghisap puting
buah dadaku, sementara tangannya yang lain terus bermain di klitorisku.
Aku merasakan Tina mulai menciumi perutku, lalu memainkan lidahnya di
pusarku, aku kegelian, tak lama kemudian lidahnya sudah menjilati
kemaluanku.
“Tin jangan disitu ah……kan jorok” Bisikku sambil berusaha mendorong kepalanya. Tapi Tina malah makin merenggangkan pahaku dan klitorisku dhisap2 olehnya, kadang2 lidahnya masuk keluar dalam lubang kemaluanku. Aku sudah tak dapat berpikir sehat lagi, yang kurasakan cuma kenikmatan yang tiada taranya. Tahu2 didepan wajahku sudah ada kemaluan Tina, kedua lututnya ada dikiri kanan kepalaku. Tina tidak menurunkan pinggulnya, jadi aku dapat dengan jelas melihat kemaluanya yang botak. Bibir kemaluannya berwarna merah kehitaman dan kulihat klitorisnya cukup besar menonjol bertengger diatas bibir kemaluannya. Aku menyibak bibir kemaluan Tina, dan kulihat kemaluannya basah sekali oleh lendir yang bening, aku lalu menusuk2 kemaluan itu dengan telunjuk, jari tengah dan jari manisku, kadang2 dengan kelingking juga. Lubang kemaluan Tina sudah agak kendur, mungkin punyaku juga sama. Aku ragu2 mejilat kemaluannya, soalnya aku belum pernah menjilat kemaluan sesama wanita. Tina terus mengeluar masukkan lidahnya dilubang kemaluanku, aku sudah tak tahan lagi.
“Tin jangan disitu ah……kan jorok” Bisikku sambil berusaha mendorong kepalanya. Tapi Tina malah makin merenggangkan pahaku dan klitorisku dhisap2 olehnya, kadang2 lidahnya masuk keluar dalam lubang kemaluanku. Aku sudah tak dapat berpikir sehat lagi, yang kurasakan cuma kenikmatan yang tiada taranya. Tahu2 didepan wajahku sudah ada kemaluan Tina, kedua lututnya ada dikiri kanan kepalaku. Tina tidak menurunkan pinggulnya, jadi aku dapat dengan jelas melihat kemaluanya yang botak. Bibir kemaluannya berwarna merah kehitaman dan kulihat klitorisnya cukup besar menonjol bertengger diatas bibir kemaluannya. Aku menyibak bibir kemaluan Tina, dan kulihat kemaluannya basah sekali oleh lendir yang bening, aku lalu menusuk2 kemaluan itu dengan telunjuk, jari tengah dan jari manisku, kadang2 dengan kelingking juga. Lubang kemaluan Tina sudah agak kendur, mungkin punyaku juga sama. Aku ragu2 mejilat kemaluannya, soalnya aku belum pernah menjilat kemaluan sesama wanita. Tina terus mengeluar masukkan lidahnya dilubang kemaluanku, aku sudah tak tahan lagi.
“Tin….aku hendak keluarrrr…..” Tubuhku
bergetar hebat, kurasakan lidah Tina masuk makin dalam kedalam
kemaluanku, dan aku merasakan orgasme yang hebat sekali. Sepertinya ini
yang paling enak semenjak aku menikah. Tina masih terus menjilati
lendirku, aku juga tak perduli lagi, kuraih pinggul Tina lalu ketarik
sampai wajahku terbenam disela2 pahanya. Tercium bau yang sama dengan
bau kemaluanku. Kujilat2 klitorisnya lalu kumasukkan juga lidahku
kedalam lubang kemaluannya, kurasakan lendir asin masuk kedalam mulutku.
Aku tidak perduli lagi. Lalu kurasakan ada yang geli di lubang
pantatku. - Togel Live
“Aduh Tin jangan disitu dong…..jorok
kan?” Kurasakan lubang pantatku berkerut ketika lidah Tina berusaha
menerobos masuk. Kemudian aku tak perduli juga, karena aku merasakan
kenikmatan yang sama, aku juga melakukan hal yang sama dengan Tina.
Kutusuk2 lubang pantatnya dengan lidahku, lubang yang kehitam2an itu
jadi becek oleh air liurku dan lendir kemaluannya. Tiba2 Tina seperti
tersentak lalu beku…….mulutnya mengeluarkan jeritan kecil, lalu
kurasakan ia menekan lubang memeknya makin dalam kewajahku dan
menggoyang2kan pinggulnya sehingga hampir seluruh wajahku tersapu oleh
kemaluannya.
“Aduuuuh riiin…..enak sekaliii….” Ia
memeluk erat2 pinggulku, klitorisku digigit2 kecil olehnya. Tak lama
kemudian tubuhnya melemas lalu betul2 lemas sehingga aku tidak bisa
bernapas karena tekanan kemaluannya diwajahku. Keringatnya bergulir
turun masuk kedalam mulutku. Aku juga benar2 puas sekali.
Kemudian Tina bangun lalu mencium
mulutku, kami kembali bergelut sambil mendesah2. Tina menempelkan
kemaluannya pada kemaluanku, lalu menggosok2nya. Kira2 15 menit kami
berciuman sambil berpelukan erat sampai aku tak merasa kalau aku
tertidur.
Entah berapa lama aku tertidur, samar2
aku seperti mendengar suara Remi. Aku membuka mataku dan……astaga!!!
Kulihat Tina sedang bergelut dengan Remi dilantai kamarku yang
beralaskan karpet biru. Kulihat Tina sedang menjilat2 kemaluan Remi yang
sudah keluar dan berwarna merah sekali. Mulut Tina berlumuran cairan
yang keluar terus dari kemaluan anjing itu, dan anjing itu bersuara
kecil sepertinya keenakan kemaluannya dihisap oleh Tina. Kemaluan Remi
cukup besar, mungkin karena anjing herder dan cairan seperti lendir itu
terus keluar menetes netes, dan Tina mencerucup cairan itu……
“Tin!! Gila kamu……kok sama Remi sih???”
Aku memberondong Tina. Tapi lagi2 Tina tidak menjawab, yang kulihat
kemudian ia berusaha menuntun kemaluan Remi memasuki kemaluannya. Dan
Kudengar rintihan Tina ketika kemaluan yang cukup besar itu masuk
kedalam lubang kemaluannya. Kulihat Remi menggerakkan bokongnya dengan
amat cepat, lalu tidak berapa lama kemudian terdengar Remi mendeking
halus lalu dari sela2 kemaluan Tina kulihat cairan merembes keluar
banyak sekali, seperti air kencing tapi juga seperti lendir yang encer.
Kulihat Tina mengerang2 lalu tangannya meraih kemaluan Remi dan dimasuk
keluarkan sendiri olehnya. Melihat pemadangan itu tubuhku kembali
bergidik, ada perasaan aneh merayap kedalam jiwaku. Aku tahu bahwa aku
terangsang oleh aksi Tina. Tanpa sadar aku juga turun kelantai dan
kepalaku mengarah menuju selangkangan Tina. Kulihat dari dekat kemaluan
Remi masih digerak2an Tina keluar masuk dalam kemaluannya, dan dari
kemaluan hewan itu masih terus menetes lendir, sedangkan kemaluan Tina
kulihat sudah merah sekali, juga kulihat lendir Remi memenuhi kemaluan
Tina.
“Rin….dijilat Rin….tolonglah Rin”
Rintihan Tina makin merangsang nafsuku. Seperti ada yang mendorong,
kepalaku segera menyusup keselangkangan Tina. Pelan2 kujilat kemaluan
Tina yang sangat banjir itu. Aku merasa cairan kemaluan Remi terasa asin
sekali, tapi baunya tidak menyengat. Seperti kesetanan aku menghirup
dan mencelucupi kemaluan Tina. Persis seperti Remi jika sedang minum
air. Lidahku menguak bibir kemaluan Tina, lalu masuk menjelajahi seluruh
dinding vaginanya. - Togel Onlline
“Riiiiiiinnnnnn……….” Tina merengek
hebat,pinggulnya terangkat menekan mulutku. Aku tak perduli lagi.
Kemudian aku berpindah menghisap kemaluan Remi, kumasukkan seluruh
kemaluannya kedalam mulutku. Penis Remi terasa panas dalam mulutku dan
aku mencium bau hewan itu, tapi pikiranku sudah gelap yang ada hanya
nafsu yang selama ini terkubur dalam2 dan kini meledak tak
terbendung.Aku tahu aku bakalan menyesali perbuatanku setelah ini.
Aku terus menjilat dan mengulum penis
Remi. Anjing itu mendeking2 pelan, kadang2 berusaha menghindar, tapi
Tina memegang kedua kakinya dengan erat. Tak lama kemudian dari penis
Remi menyembur cairan panas kedalam mulutku. Kumasukkan seluruh penis
Remi lalu kusedot2, anjing itu mencoba memberontak, entah kenikmatan
atau kegelian. Tina memajukan wajahnya lalu kami saling berciuman,
kukeluarkan sebagian cairan Remi kedalam mulutnya. Wajah kami sudah
basah oleh cairan encer itu.
Sekarang aku berbaring dibawah Remi,
kemudian Tina mulai menghisap kemaluan Remi agar nafsu Remi kembali.
Setelah itu Tina mencoba memasukkan penis Remi kedalam vaginaku.
Ternyata penis itu kebesaran untuk lubang vaginaku. Mungkin lubang
vaginaku menciut sepeninggal suamiku yang meninggal 4 tahun yang lalu.
Kepala penis Remi yang meruncing itu masuk sedikit, tiba2 Remi mendorong
keras sambil menusuk2 cepat sekali. Aku merasa agak perih, tapi
kemudian kurasakan kenikmatan yang tak terbayangkan, lubang vaginaku
seperti ditusuk oleh mesin penggerak yang amat cepat. Aku tak tahu
bagaimana melukiskannya sampai aku mencapai orgasme yang sangat hebat.
Seluruh rambut ditubuhku seperti berdiri tegak membuatku merinding. Tak
lama kemudian aku merasakan cairan panas menyemprot dalam vaginaku, aku
berusaha mengeluarkan penis Remi, tapi hewan itu seperti tak perduli,
aku pasrah membiarkan seluruh cairannya keluar dalam vaginaku. Kemudian
Tina menyuruhku jongkok diatas wajahnya. Tina melumat vaginaku dengan
penuh nafsu, kulihat dari vaginaku mengalir cairan Remi yang tersisa,
mengalir seperti air kencing masuk dalam mulut Tina. Akupun tidak mau
ketinggalan, kulumat juga vagina Tina yang sekarang sudah agak lembab
dan lengket.
Hari itu aku dan Tina bersetubuh 3 kali,
pagi, siang dan malam hari. Aku tak mengerti lagi apakah aku ini normal
atau tidak. Yang pasti kebutuhan yang selama ini tak tersalurkan, kini
menemukan muaranya. Aku sangat menyesal dengan perbuatanku yang mungkin
bertentangan dengan agama yang kuanut, tapi aku terus menerus
melakukannya dengan Tina. Seolah2 kami sudah tak terpisahkan. Tina
selalu mempunyai ide2 yang baru dalam setiap permainan kami. Aku juga
tak tahu apakah aku harus berterima kasih padanya atau mengutuknya. Dan
belakangan aku Tina mengatakan bahwa hampir semua ibu2 yang kukenal
pernah diajak berlesbi olehnya. -Pelangi4D
0 comments:
Post a Comment